Kamis, 27 April 2017

Artikel Stabilitas Sistem Keuangan



Pentingnya Stabilitas Sistem Keuangan Dalam
Perekonomian Suatu Negara
M.QURRI AIN THOHARI (1505026031)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


PENDAHULUAN
Stabilitas Sistem Keuangan adalah suatu kondisi dimana mekanisme ekonomi dalam penetapan harga, alokasi dana dan pengelolaan risiko berfungsi secara baik dan mendukung pertumbuhan ekonomi, atau bisa juga diartikan dengan terhindarnya suatu Negara dari krisis moneter atau keuangan. Sistem keuangan yang stabil mampu mengalokasikan sumber dana dan tahan terhadap gangguan ekonomi, sehingga tetap mampu melakukan fungsi intermediasi, melaksanakan pembayaran dan menyebar risiko secara baik.
Instabilitas atau ketidakstabilan keuangan dapat dipicu oleh berbagai macam dan gejolak. Hal ini umumnya merupakan kombinasi antara kegagalan pasar, baik karena faktor struktural maupun perilaku. Kegagalan pasar itu sendiri dapat bersumber dari eksternal (internasional) dan internal (domestik). Risiko yang sering menyertai kegiatan dalam sistem keuangan antara lain risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar dan risiko operasional.

PEMBAHASAN
Sistem keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian seiring dengan fungsinya untuk menyalurkan dana dari pihak yang berlebihan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana. Apabila sistem keuangan tidak bekerja dengan baik, maka perekonomian menjadi tidak efisien dan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan tidak akan tercapai. Salah satu masalah yang menyebabkan sistem keuangan menjadi tidak stabil yaitu terjadinya asimetri/ketidaksamaan informasi (asymetric information) yakni suatu situasi dimana satu pihak yang terlibat dalam kesepakatan keuangan tidak memiliki informasi yang akurat dibanding pihak lain.
Permasalahan yang lain yaitu menyangkut moral hazard, yakni yang terjadi sesudah transaksi dilakukan dimana pemberi pinjaman berada dalam posisi yang menerima resiko atas dimana usaha yang dilakukan peminjam. Moral hazard terjadi karena peminjam memperoleh keuntungan untuk mengalihkan proyeknya pada proyek yang berisiko tinggi yang tidak dinginkan oleh pemberi pinjaman yang apabila berhasil  dapat memberi keuntungan yang besar dan apabila gagal akan ditanggung oleh pemberi pinjaman dalam bentuk tidak kembalinya kredit yang diberikan.
Pada prinsipnya stabilitas keuangan  berkaitan dengan dua elemen yaitu, stabilitas harga dan stabilitas sektor keuangan yang mencakup lembaga keuangan serta pasar keuangan yang secara keseluruhan mendukung jalannya sistem keuangan.Jika salah satu elemen tersebut terganggu ataupun tidak dapat berfungsi dengan baik, maka elemen lainnya akan terpengaruh. Misalnya, tingkat inflasi yang tinggi dapat membawa konsekuensi pada kebijakan uang ketat (tight money policy), peningkatan suku bunga, dan peningkatan lainnya dalam sektor keuangan. Sebaliknya, gangguan pada sistem keuangan akan mempengaruhi efektifitas transmisi kebijakan moneter dan tingkat harga secara umum.
Secara fakta, di Indonesia sendiri sudah pernah merasakan krisis keuangan pada tahun 1997/1998. Hal itu mengindikasikan pentingnya stabilitas sistem keuangan ini mempunyai pengaruh dan hubungan yang erat dengan stabilitas moneter yang merupakan salah satu unsur pembentuk sistem perekonomian suatu Negara. Pentingnya SSK ini mempunyai pengaruh langsung terhadap stabilitas makro dalam sebuah sistem perekonomian begitu juga sebaliknya. Saat stabilitas makro bergejolak, stabilitas keuangan pun akan mendapatkan dampaknya. Kondisi makro ekonomi seperti stabilnya daya beli masyarakat, kuatnya permintaan domestik, serta stabilnya nilai tukar rupiah bisa membawa pengaruh positif bagi kestabilan sistem keuangan.
Tak hanya itu, pentingnya stabilitas sistem keuangan juga terbukti pada saat krisis global tahun 2008. Pada saat itu gejolak keuangan global diawali dengan ambruknya sistem perbankan di Amerika. Hal itu menyebabkan anjloknya kinerja di Negara-negara maju. Sebaliknya, Negara yang berhasil mempertahankan stabilitas keuangannya dapat meminimalisir dampak buruk dari krisis keuangan global tersebut.
Stabilnya sistem keuangan akan mencegah terjadinya krisis-krisis seperti yang telah dijelaskan diatas. Kalaupun krisis tidak dapat dihidari, masyarakat akan lebih siap menghadapinya dengan penangan yang lebih cepat. Berikut ini alasan SSK itu begitu penting bagi perekonomian:
1.      Stabilitas moneter hanya dapat terwujud dengan adanya stabilitas keuangan, karena sistem keuangan merupakan transmisi kebijakan moneter.
2.      Sistem keuangan yang stabil menciptakan kepercayaan dan lingkungan yang mendukung bagi nasabah penyimpan dan investor, termasuk menjamin masyarakat terutama nasabah kecil
3.      Mendorong fungsi intermediasi keuangan yang efisien  sehingga pada akhirnya mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi
4.      Mendorong beroperasinya pasar dan memperbaiki alokasi sumber daya perekonomian.
Dengan demikian, Bank Indonesia-lah yang bertugas menjaga stabilitas moneter dan juga menjaga stabilitas keuangan (perbankan dan sistem pembayaran). Sistem keuangan merupakan salah satu transmisi kebijakan moneter, sehingga bila terjadi ketidakstabilan sistem keuangan maka transmisi kebijakan moneter tidak dapat berjalan secara normal. Sebaliknya, ketidakstabilan moneter secara fundamental akan mempengaruhi stabilitas sistem keuangan akibat tidak efektifnya fungsi sistem keuangan (Bank Indonesia,2009).
Bank Indonesia melakukan beberapa kebijakan dan instrumen agar dapat menjaga stabilitas sistem keuangan. Sedangkan instrument untuk menjaga stabilitas moneter yaitu dengan menggunakan intrumen BI rate. Sedangkan untuk perbankan syariah, BI menggunakan sistem wakalah
Berdasarkan UU No.23 Tahun 1999 peran Bank Indonesia dalam rangka menjaga stabilitas sistemm keuangan ,mencakup:
a.       Menciptakan kebijakan moneter yang kondusif
b.      Melakukan pemantauan terhadap stabilitas sistem keuangan (financial system surveilance)
c.       Melakukan koordinasi dan memberikan rekomendasi kebijakan stabilitas sistem keuangan pada otoritas lain, misalnya kepada pemerintah. Departemen Keuangan, dan OJK
d.      Menciptakan efisiensi dalam sistem pembayaran dengan terselesaikannya transaksi secara aman dan tepat waktu (safe and robust payment system) antara lain melalui kegiatan design, operasional dan pengawasan sistem pembayaran
e.       Menyediakan mekanisme LOLR dalam upaya menangkal terjadinya kegagalan liquidity mismatch.
Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan makrroprudensia, moneter, sistem pembayaran dan pengedaran uang rupiah. Kebijakan makroprudensia akan terus diarahkan utnuk memperkuat, menjaga, dan memelihara stabilitas sistem keuangan melalui koordinasi yang kuat antara Bank Indonesia, Pemerintah, OJK dan otoritas lain untuk meningkatkan ketahanan permodalan perbankan, menjaga kecukupan likuiditas serta memperdalam pasar keuangan, mendorong penyaluran kredit ke sektor produktif, UMKM, dan pengembangan ekonomi syariah.
Ditengah prospek perekonomian global yang masih kurang mendukung, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2016 diperkirakan akan meningkat. Peningkatan pertumbuhan ekonomi ini sejalan dengan meningkatnya permintaan domestic yang didukung oleh peningkatan investasi terutama pembangunan infrastrukutur. Sejalan dengan prospek perbaikan ekonomi tersebut, prospek stabilitas sistem keuangan diperkirakan lebih baik. Ketahanan perbankan dan kinerja pasar keuangan diperkirakan lebih baik. Ketahanan perbankan dan kinerja pasar keuangan yang baik di 2015, akan menjadi modal untuk meningkatkan kinerja di 2016. Pertumbuhan kredit dan DPK perbankan diperkirakan meningkat ditopang oleh rasio kecukupan modal yang masih tinggi, likuiditas perbankan serta rasio kredit bermasalah yang relative terjaga. Pasar uang, saham dan obligasi juga diperkirakan akan mencatatkan kinerja yang positif.

Kesimpulan

Stabilitas sistem keuangan berperan sangat penting bagi perekonomian suatu Negara. Hal itu karena stabilitas sistem keuangan tidak dapat dipisahkan dari stabilitas moneter dan makro ekonomi. Jika suatu Negara sistem keuangannya stabil maka Negara tersebut akan lebih mudah untuk membangun perekonomian dan dapat menghidari terjadinya krisis ekonomi. tapi sebaliknya jika suatu Negara sistem keuangan tidak stabil maka bukan tidak mungkin Negara tersebut akan hancur perekonomiannya apabila terjadi krisis global. Oleh karena itu stabilitas sistem keuangan perlu dikelola dengan baik oleh Negara, baik melalui bank Indonesia maupun kebijakan pemerintah lainnya.


Referensi :
“Definisi Stabilitas  Sistem Keuangan”.www.BI.go.id.Jakarta.diakses pada tanggal 19 April 2017
Anwar Nasution.2003.Masalah-masalah Sistem Keuangan Dan Perbankan Indonesia.
Eva Misfah.2010.Analasis Pengaruh Instrumen Moneter Terhadap Stabilitas Besaran Moneter Dalam Sistem Moneter Ganda Di Indonesia.Jurnal Islamic finance.Vol 5
Bank Indonesia.2011.Kajian Stabilitas Keuangan.Jakarta:BI.
Arti Dan Pentingnya Stabilitas Sistem Keuangan.www.Ikhtisarekonomiindonesia.com.19-4-2017

Jumat, 21 April 2017

Makrab Iklas Semarang

Video keseruan makrab IKLAS Semarang yang diadakan di Kampoeng Djowo,Sekatul,Kendal.
Bisa dilihat langsung dibawah , atau di youtube. (Kalo Punya Kuota / cari Wifi )☺☺☺
Yang asik itu bisa dikenang, yang jaim buang kelaut....🌳🌴

Selasa, 18 April 2017

Human Development Index (HDI) Negara Maju dan Berkembang



Human Development Index (HDI) Negara maju dan berkembang

HDI adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan, dan standar hidup untuk semua negara di seluruh dunia. HDI digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara termasuk negara maju, negara berkembang, atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijakan ekonomi terhadap kualitas hidup. 
HDI merupakan salah satu indeks yang berguna untuk memusatkan perhatian pada aspek kualitas dari pembangunan dan berguna bagi negara-negara dengan skor HDI yang relatif rendah untuk melihat kembali variabel-variabel nutrisi, kesehatan, dan pendidikan.
HDI mengukur pencapaian rata-rata sebuah Negara dalam 3 dimensi dasar pembangunan manusia
a.       Hidup yang sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidup saat kelahiran
b.      Pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat baca-tulis pada orang dewasa (bobot dua per tiga) dan kombinasi pendidikan dasar, menengah, dan atas (bobotnya satu per tiga.
c.       Standar kehidupan yang layak diukur dengan logaritma natural dari Produk Domestik Bruto (PDB) perkapita dalam paritasi daya beli.
Nilai HDI suatu negara atau wilayah menunjukkan seberapa jauh negara atau wilayah itu telah mencapai sasaran yang ditentukan yaitu angka harapan hidup 85 tahun, pendidikan dasar bagi semua lapisan masyarakat (tanpa kecuali), dan tingkat pengeluaran dan konsumsi yang telah mencapai standar hidup yang layak. Semakin dekat nilai HDI suatu wilayah terhadap angka 100, semakin dekat jalan yang harus ditempuh untuk mencapai sasaran itu.
Berdasarkan ketiga indikator tersebut, ditetapkan tiga kelompok negara:
1.      Negara dengan tingkat pembangunan manusia yang rendah bila HDI-nya  berkisar antara 0 sampai 50. Negara yang masuk kategori ini sama sekali atau kurang memperhatikan pembangunan manusia.
2.      Negara dengan tingkat pembangunan manusia sedang jika HDI-nya berkisar antara 51 sampai 79. Negara yang masuk dalam kategori ini mulai memperhatikan pembangunan sumber daya manusianya
3.      Negara dengan tingkat pembangunan manusia tinggi jika HDI-nya berkisar antara 80 sampai 100. Negara yang masuk dalam kategori ini sangat memperhatikan pembangunan sumber daya manusianya.
Karena hanya mencakup tiga komponen, maka HDI harus dilihat sebagai penyederhanaan dari realitas yang kompleks dari luasnya dimensi pembangunan manusia. Oleh karena itu, pesan dasar HDI perlu dilengkapi dengan kajian dan analisis yang dapat mengungkapkan dimensi-dimensi pembangunan manusia yang penting lainnya (yang tidak seluruhnya dapat diukur) seperti kebebasan politik, kesinambungan lingkungan, kemerataan antar generasi.
HDI Negara berkembang menunjukkan bahwa suatu Negara yang tingkat kemajuan ekonomi standar hidup masih rendah,industri belum berkembang, pembangunan manusia masih tergolong menengah kebawah, dan pendapatan perkapita yang rendah.
Kriteria Negara berkembang antara lain
a.       Jumlah dan tingkat pertumbuhan penduduk besar serta penyebaran kurang merata
b.      Kualitas penduduk masih rendah
c.       Teknologi masih belum berkembang
d.      Industri belum berkembang. Perekonomian Negara masih didominasi ileh sektor agraris
e.       Pengelolaan sumber daya alam masih kurang maksimal.
Sedangkan Negara Maju adalah Negara yang memiliki standar hidup yang relatif tinggi melalui Teknologi yang canggih serta memiliki tingkat ekonomi yang merata. Kriteria-kriteria umum yang digunakan untuk menentukan apakah sebuah Negara dapat disebut dengan Negara Maju adalah Pendapatan Domestik Bruto (PDB), Pendapatan Nasional Bruto (PNB), Pendapatan Per Kapita serta Infrastruktur, taraf standar hidup dan juga tingkat Industrialisasinya. HDI dapat digunakan untuk mengukur Standar hidup, pendidikan dan harapan hidup suatu negara, Indeks HDI ini juga merupakan salah satu faktor yang menentukan suatu Negara apakah masuk ke kategori Negara Maju atau Negara Berkembang.
Berikut daftar Negara maju dengan pendapatan perkapita tertinggi :
1
Amerika Serikat
US$ 57.300,-
2
Andora
US$ 37.200,-
3
Australia
US$ 48.800,-
4
Austria
US$ 47.900,-
5
Belgia
US$ 44.900,-

Review Jurnal Teori Pembangunan Dunia Ke-3



TEORI PEMBANGUNAN DUNIA KE-3 DALAM TEORI
MODERNISASI SUB TEORI HARROD-DOMAR(TABUNGAN DAN INVESTASI)
Teguh Imam Rahayu

     Dalam mengkaji pembangunan, maka teori modernisasi lah  yang paling menentukan wajah pembangunan. Teori modernisasi merupakan teori pembangunan yang berisi tahap-tahap yang harus dianut/diikuti Negara berkembang untuk dapat mencapai kemakmuran seperti Negara-negara maju. Teori modernisasi mempengaruhi (kesenjangan) masalah pembangunan di Negara-negara yang sedang berkembang.
        Selain itu, sekitar abad yang lalu terdapat teori pembagian kerja yang dianut secara internasional. Teori pembagian kerja menyatakan bahwa Negara harus melakukan spesialisasi produksi dengan keuntungan komparatif yang dimilikinya. Hal ini dicontohkan bahwa Negara-negara di katulistiwa  yang memiliki tanah yang subur, lebih baik melakukan spesialisasai di bidang pertanian. Sedangkan Negara-negara bagian utara melakukan spesialisasi bidang industri, karena iklimnya yang tidak cocok digunakan untuk pertanian. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalkan ongkos produksi dalam suatu Negara.
     Dari hal tersebut teori pembagian kerja berhasil memberi dampak positif dalam perdagangan internasional. Harga akan turun dan mencapai titik terendah apabila terjadi perdangan bebas. Namun seiring berjalannya waktu, Negara-negara industri semakin kaya, sedangkan Negara berkembang semakin miskin.
Selanjutnya untuk mengetahui teori-teori yang ada dalam pembangunan akan dijelaskan lebih jelas :

1.      Harrod Domar : Tabungan dan Investasi

      Teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingginya tabungan  dan investasi. Jika tabungan dan investasi masyarakat rendah,maka pertumbuhan ekonomi Negara tersebut juga rendah. Hal ini dapat dijumpai dinegara maju dan berkembang, masyarakat di Negara maju memiliki investasi yang tinggi dalam saham,reksadana,indeks dan investasi yang lain. Oleh karena itu peran investasi modal sangat berpengaruh dalam pembangunan perekonomian suatu Negara.

2.      Max Weber : Etika Protestan

      Teori Max Weber ini menyatakan bahwa agama dan pertumbuhan ekonomi itu saling terhubung. Alasannnya dalam etika protestan dijelaskan bahwa yang menentukan manusia masuk surga ataupun neraka adalah keberhasilannya selama di dunia. Apabila manusia melakukan karya yang bermanfaat luas maka dapat dipastika ia akan masuk surga. Hal tersebutlah yang menjadikan masyarakat protestan lebih bersemangat untuk berusaha dan mempunyai etos kerja yang tinggi. Oleh karenanya Kapitalisme sangat berhasil diterapkan di Negara-negara barat termasuk Negara yang mayoritas masyarakatnya mengimani etika protestan.

3.      David McClelland: Dorongan Berpestasi

       Teori ini menyatakan bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, maka yang perlu diubah adalah dorongan prestasi individu yang ada dalam masyarakat. Masyarakat yang mempunyai prestasi individu diharapkan bisa menularkan prestasinya untuk Negara yang ia tempati. Jika masyarakat mampu memberi dorongan prestasinya untuk Negara maka pertumbuhan ekonomi pun akan lebih tiggi.

4.      W.W. Rostow : Lima Tahap Pembangunan

Dalam mengkaji mengenai pembangunan, Rostow menjabarkan menjadi lima tahap:
a.       Masyarakat tradisional
b.      Prakonsi untuk lepas landas
c.       Lepas landas
d.      Bergerak ke kedewasaan
e.       Jaman konsumsi masal yang tinggi
        Melalui tahap tersebut,pertumbuhan ekonomi dapat dilihat apakah suatu Negara menjalakan proses tahapan pembangunan tersebut. Rostow menyebutkan bahwa Negara yang melindungi kepentingan usahawan untuk melakukakn akumuluasi modal, maka Negara tersebut sudah mulai menuju pertumbuhan yang tinggi.

5.      Bert F. Hoselitz: Faktor-faktor Non-Ekonomi

        Hoselitz berpendapat bahwa tak hanya faktor ekonomi saja yang penting, namun faktor non ekonomi juga tak kalah penting untuk pertumbuhan ekonomi. Faktor tersebut antara lain pemasokan tenaga ahli dan terampil. Bahwa dalam pertumbuhan ekonomi, diperlukan sebuah penyediaan tenaga terampil yang memadai, karena jika hanya didukung oleh modal dan investasi saja tanpa adanya SDM yang professional, maka proses pembangunan tidak akan berjalan lanacar. Selain itu Hoselitz menekankan pada aspek kelembagaan yang menopang pembangunan seperti lembaga pendidikan, mobilisasi modal. Dan dari faktor-faktor individual dan budaya, Hoselitz bergerak untuk mengkaji masalah yang lebih nyata yaitu lembaga politik dan sosial.

6.      Inkeles-Smith: Manusia Modern

       Inkeles-Smith menyatakan bahwa manusia sebagai faktor penting dalam penopang pembangunan. Karena itu mereka memberikan ciri-ciri manusia modern antara lain: keterbukaan terhadap terhadap pengalaman dan ide baru, berorientasu pada masa sekarang dan masa depan, punya kesanggupan merencanakan, percaya bahwa manusia bisa menguasai alam. 
Mereka berpendapat bahwa pendidikan merupakan lembaga yang paling efektif untuk mengubah manusia. Jika suatu Negara ingin modern dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, maka pendidikan harus diperhatikan lebih besar.

       Salah Satu teori ekonomi yang masih dipakai sampai sekarang adalah teori nya Harrod Domar:Tabungan dan Investasi. Hubungan antar pertumbuhan ekonomi, tabungan dan investasi kemudian dirumuskan oleh Harrod Domar.
ΔY = GNP ( Gross National Product )

ΔY = s
Y   k
Logika persamaan tersebut adalah agar bisa tumbuh dengan pesat maka setiap perkonomian haruslah menabung dan mengivestasikan sebanyak mugkin dari GNP nya, ksemakin banyak yang ditabung dan kemudian diinvestasikan, maka laju pertumbuhan ekonomi semakin cepat tumbuh.

Sekian...

Sumber : Jurnal Teguh Imam Rahayu.Pdf (Dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Sultan Fatah Demak)

Artikel Stabilitas Sistem Keuangan

Pentingnya Stabilitas Sistem Keuangan Dalam Perekonomian Suatu Negara M.QURRI AIN THOHARI (1505026031) FAKULTAS EKONOMI DAN ...